Anggota Gratis
Bahasa :
Bisnis Sampah l Komposter l Mesin Olah Sampah l Membuat Kompos l Kredit Usaha Rakyat ( KUR) Olah Sampah - www.kencanaonline.com
http://indotrade.co.id/kencana_cimahi/
Informasi Kontak
Nama:

Tn. Yogi Akbar Sunardiansyah, S.Ab [Pemasaran]

E-mail:
Situs Web:

Pesan Instan:

Y!: brand_mngr 
Nomor Telpon:

Nomor telpon Tn. Yogi Akbar Sunardiansyah, S.Ab di Tenggarong Kutai Kartanegara

Nomor Ponsel:

Nomor ponsel Tn. Yogi Akbar Sunardiansyah, S.Ab di Tenggarong Kutai Kartanegara

Nomor Faks:

Nomor faks Tn. Yogi Akbar Sunardiansyah, S.Ab di Tenggarong Kutai Kartanegara

Alamat:

Jl. Imam Bonjol No 20 RSU Parikesit
Tenggarong Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Indonesia

PT Cipta Visi Sinar Kencana, Jl. Pungkur No 115 Bandung, T. Kontak + 62-811208648 - 81572527115
Rata-rata Tinjauan Pemakai
Tidak ada ulasan untuk perusahaan ini Menulis tinjauan

Info Perusahaan
Tanggal Bergabung: 24 May. 2023, Terakhir Diperbarui: 21 Oct. 2011
Sifat Dasar Usaha: Dagang, Jasa dari kategori Lingkungan
atau
atau

Penjelasan Ringkas

Longsor TPA sampah ( TPAS) Leuwigajah, Galuga, TPS di Lembang, dan banyak lagi bencana tempat timbunan sampah ( TPA) , adalah tragedi. Namun dibalik itu, kita berfikir optimistik, tragedi TPA Leuwigajah adalah jadi titik balik cara pandang kita terhadap sampah dan limbah. Sampah - yang selama ini dikonotasikan sebagai beban, menjijikan dan bau - sebenarnya bisa kita pandang sebagai material - yang belum di dayagunakan menjadi komoditas baru yang bernilai ekonomi.

Teknik mengubah sampah jadi barang bernilai sudah banyak dilakukan, demikian juga teknologi pengomposan bukan hal baru. Tapi kurang berkembangnya usaha kompos, salah satunya karena penghargaan konsumen ( petani) kepada kompos teramat rendah. Bayangkan jika harga Rp 300/ kg, seperti harga rata-rata transaksi penjualan partai besar saat ini misalnya, tidaklah memberi insentif ekonomi bagi produsen kompos. Biaya memilah di TPS dan TPA saja setara dengan Rp 100.000, -/ ton, yang kalau rasio hasil organiknya cuma mengandung 30 % , maka harga diatas tadi hanya impas pada biaya bahan baku . Tidak menguntungkan, karena sampah sebagai bahan baku kompos masih harus dipilah dari tumpukan sampah- yang berbau dan bercampur aduk. Maka biaya memproduksi kompos menjadi mahal. Hal berbeda kalau bahan kompos adalah limbah dan sampah terpisah, antara organik, an-organik serta sampah tak terdegradasi ( ungradable ) serta sampah berbahaya B3 ( un-recycle) . Bahkan, biaya produksi akan lebih murah lagi ketika sampah organik diantarkan penghasil sampah organik ( hotel, restoran, rumah makan, komunal rumah tangga se-RW) ke lokasi pabrik kompos. Sampah yang sudah terpisah, organik dari an-organik ( tidak terdegradasi) dan un-recycle, akan secara nyata menurunkan biaya proses produksi kompos, biaya daur ulang maupun biaya pemanfaatan kembali sampah.

Hal lainnya yang membuat pengolahan sampah dan limbah- khususnya di perkotaan dimana sampah timbul itu tidak berkembang, adalah teknik pembuatan kompos ( composting) dipersepsikan rumit. Misal, teknik bedeng terbuka ( open windrows) yang memerlukan lahan sekurangnya ( 1, 5 x 6) m2, harus dibalik setiap 1 minggu selama 1 bulan, harus ditutup terpal, harus diberi aneka bahan starter ( debu, sekam, limbah gergaji, dll) - yang amat sulit didapatkan di kota.

Berbeda dengan pandangan diatas, kini, setidaknya, telah ditemukan teknik baru, cepat dan praktis dibanding teknik bedeng terbuka tadi, yakni teknik teknologi Biophosko ® . Bantuan teknologi tepat guna ini antara lain : ( a) . mempercepat waktu pengomposan ( dekomposisi bahan organik) dari 60 hari menjadi 5 hari, ( b) . praktis dan sederhana hanya memerlukan tenaga kerja operator 1 orang/ unit Instalasi kaps olah 3 m3, ( c) . menghasilkan pupuk organik cair ( POC) - yang dalam teknik bedeng seringkali terbuang jadi polutan pencemar meresap kedalam tanah, ( d) . keperluan luasan tanah jauh berkurang dibanding teknik tradisional, dan ( e) . higienis, tidak menimbulkan cemaran bunyi maupun bau tak sedap.

Dengan teknik baru tersebut diatas, warga masyarakat dapat mengolah sampah secara mandiri, baik pada level individual maupun komunal, baik berdasar motivasi cinta lingkungan maupun motif komersial bisnis. Penggunaan rangkaian 5 unit type Rotary Kiln dilengkapi dengan 1 mesin pencacah ( MPO) dan mesin pengayak ( MPP) , membentuk Instalasi Produksi Kompos di Kota ( IPKK) , kapasitas mulai 3 m3 / unit/ hari hingga 6 m3/ batch produksi, sudah menghasilkan tingkat pengembalian ( pay back period) dibawah 1 tahun, dengan tingkat keuntungan investasi ( IRR) memadai bagi investasi yang pro lingkungan ini.

Instalasi Produksi Kompos Kota ( IPKK)

Pilihan teknologi menggunakan Rotary Klin, kapasitas olah sampah dan limbah 3 m3/ unit/ batch produksi/ hari, diperlukan 5 unit untuk suatu IPKK dengan modal investasi sekitar Rp 97.000.000 ( tergantung pilihan alat manual atau elektrik) - lengkap dengan alat pencacah ( chopper) , dan screen Tools ( diluar bangunan peneduh) . Mengelola sampah kota dengan hasil pupuk cair dan kompos padat menggunakan Rotary Klin yang membentuk 1 IPKK ini akan memerlukan biaya 4 kantong @ 7 Kg mineral ( bulking agent) Phoskko B @ Rp 5.000, -/ kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator Phoskko A @ Rp 27. 500, - / kg atau total sekitar Rp 250.000, -/ proses batch produksi.

Dengan biaya itu, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat bahan sampah organik ( atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400 kg kompos) . Disamping hasil kompos padat, terdapat 25 botol pupuk organik cair ( liquid organic fertilizer) @ Rp 20.000/ botol @ 500 ml - yang jika dinilai sekitar Rp 1. 400.000, -/ batch proses produksi. Sebagaimana diketahui, harga kompos Rp 1000, -/ kg ditambah harga pupuk organik cair Rp 20.000, - hingga Rp 40.000, -/ botol @ 500 ml.

Dengan mengolah sampah lingkungan sekitar perumahan berpendapatan tinggi, jasa pengelolaan sampah lingkungan akan memberi pendapatan tambahan berupa " retribusi " kebersihan yang umum dikumpulkan oleh Rukun Warga maupun developer. Dengan kapasitas 5 unit Rotary Klin dalam IPKK ini 3 m3/ hari akan mampu mengolah sampah dari sekitar 150 sampai 200 rumah.

Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter Rotary Kiln, menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di rumah â € “ walaupun tidak untuk tujuan komersial- serta di lingkungan komunal ( misal RT, RW atau beberapa RT) . Teknologi Biophoskko ® ini kini telah terbukti dan dapat digunakan di lapangan di saat masyarakat menaruh perhatian atas masalah sampah kota. Bahkan, saat ini, makin banyak kepercayaan kepada industri penunjang pengolahan sampah skala komunal ini, yang kini tumbuh di Bandung, Cimahi dan Bogor, adanya permintaan dari beberapa Pemerintah Kota, instansi ( BKKBN) , PT Persero Gas Negara ( PGN) , PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, PT Telkom, Tbk, PT Panasonic, Pertamina RU Cilacap, Pertamina RU Plaju, Medco Kaji Sumsel, PT Gudang Garam Tbk, PT Panasonic KIIC, PT Bridgestone, Pemkab Monokwari Papua, PT. Pupuk Kaltim, Tbk â € “ bagi pembinaan masyarakat sekitar ( PKBL) maupun program Corporate Social Responsibility ( CSR) . Pengguna lainnya semisal Bapedalda Donggala, Dinas Kebersihan Majalengka, Dinas Kebersihan Ambon, Cipta Kayra Karawang, KLH Bekasi, Pengusaha Bapak Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo, PKBM Karang melenu Tenggarong dan STIE Kalimantan Timur maupun permintaan pasar dari negara Malaysia ( Seremban, Kajang dan Johor) serta Brunei Darussalam.

Rotary Kiln Biophoskko ® ini dirancang khusus bagi keperluan menyediakan alat media bagi pengaturan jumlah masukan oksigen ( aerasi) dan menjaga kelembaban, PH dan temperatur ( suhu) tertentu agar aneka bakteri populasi tinggi ( 10 pangkat 8) - dalam aktivator Green Phoskko ( GP-1) - dapat bekerja efektif dan efisien mengurai material organik. Sebagaimana diketahui, setiap jenis bakteri memiliki karakter berbeda dan juga kebutuhan khusus untuk mampu mendekomposisi material agar cepat, berkualitas dan higienis. Dengan demikian, bagi berjalannya pengomposan sesuai dengan standar teknologi Phoskko ( penguraian cepat, higienis, menghasilkan kompos berkualitas, bebas penyimpangan dari timbulan ulat dan bau) maka, penggunaan paket lengkap alat dan aktivator Green Phoskko ( GP-1) serta penggembur ( organic atau bulking agent) Green Phoskko ( GP-2) sangat direkomendasikan.

Semoga dengan temuan teknologi dalam negeri ini, kita dapat berperan serta dalam mengatasi berbagai bencana lingkungan yang telah menyusahkan kita semua. Banjir di perkotaan akibat drainase buruk, salah satunya karena saluran air tersumbat sampah. Demikian halnya fenomena pemanasan global, salah satunya diakibatkan oleh timbulan methana ( CH4) dari setiap sampah dan limbah organik tanpa diolah. Belum lagi akibat kurangnya asupan organik pada bahan pangan, telah mendorong tingginya penyakit metabolisme sindrom ( metabolism syndrom) .

Dilihat dari kepentingan kebersihan kota, pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos telah mampu mendorong pertumbuhan ekomoni yang cukup nyata dari berbagai aspek. Selain itu ada beberapa keuntungan lain yang bisa diperoleh antara lain ( 1) . mereduksi sampah secara sistematis, ( 2) . membuka lapangan kerja baru karena tiap unit Instalasi olah sampah mampu menyerap 4-6 tenaga kerja, ( 3) . menambah penghasilan bagi komunitas pasar, ( 4) . menyediakan pupuk organik berkualitas tinggi bagi petani dengan harga terjangkau, ( 5) . menanggulangi kelangkaan pupuk dan lahan kritis, ( 6) . mengurangi beban pengelolaan sampah pemerintah daerah, ( 7) . mencegah pemanasan global, ( 8) . mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional berbasiskan pertanian organik.

Dengan demikian usaha atau bisnis olah sampah ini patut dikembangkan baik oleh kalangan yang peduli dengan pertanian berkelanjutan maupun berbagai pihak yang peduli lingkungan perkotaan, termasuk pemanfaatan kredit usaha rakyat ( KUR) sangat relevan disalurkan kepada bisnis olah sampah ini.

http: / / www.kencanaonline.com

IR.Sonson Garsoni
0815 7252 7115
Anda mendapat [3] permintaan baru. Ke Menu Anggota
Depan - Penawaran Dagang - Daftar Produk - Daftar Permintaan - Daftar Kerjasama - Daftar Perusahaan
© 2024 Indotrade.co.id. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.